Selasa, 25 Mei 2010

DEMOKRASI PANCASILA

A. Pengertian Demokrasi Pancasila

Rumusan singkat demokrasi Pancasila tercantum dalam sila keempat Pancasial, yaitu “ Kerakyataan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam pemusyawaratwatan dan perwakilan.” Rumusan tersebut pada dasarnya merupakan rangkaian totalitas yang terkait erat antara satu sila dengan sila lainnya ( bulat dan utuh ). Ada beberapa pendapat mengenai pengertian demokrasi Pancasila, antara lain sebagai berikut :

1. Prof. Dardji Darmodiharjo, S.H.
Demokrasi Pancasila adalah paham demokrasi yang bersumber kepada kepribadian
dan falsafah hi8dup bangsa Indonesia, yang perwujudannya seperti dalam ketentuan –
ketentuan Pembukaan UUD 1945.

2. Prof. Dr. Drs Notonagoro, S.H.
Demokrasi Pancasila adalah kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan dan perwakilan yang ber – Keutuhan Yang Maha Esa, yang
berperikemanusiaan yang adil dan beradab, yang mempersatukan Indonesia, dan yang
berkadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. ( pengertian senada dikemukakan pula
oleh Soemantri, S.H. dan Drs. S . Pamudji, M. P. A )

3. Ensiklopedia Indonesia
Demokrasi Indonesia berdasarkan Pancasila yang meliputi bidang – bidang politik,
sosial dan ekonomi, serta yang dalam penyelesaian masalah – masalah nasional
berusaha sejauh mungkin menempuh jalan permusyawaratan untuk mencapai mufakat.


B. Aspek Demokrasi Pancasila

Berdasrkan pengertian dan pendapatan tentang demokrasi Pancasila, dapat dikemukakan aspek – aspek yang terkandung didalamnya, yakni sebagai berikut :
- Aspek Materiil ( segi isi / subtansi )

Demokrasi Pancasila harus dijiwai dan diintergrasikan oleh sila – sila lainnya. Karena
itulah, pengertian demokrasi Pancasila tidak hanya merupakan demokrasi politik tetapi
juga demokrasi ekonomi dan sosial.

- Aspek formal
Demokrasi Pancasila merupakan bentuk atau cara pengambilan keputusan ( demokrasi
politik ) yang dicerminkan oleh sila keempat, yakni “ Kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan perwakilan.



Sumber : Buku LKS Pista kelas 10B

Sosiologi Politik

1 EB 05

Interseksi dan Konsolidasi

Penggolongan masyarakat secara vertical ( stratifikasi / pelapisan sosial ) maupun secara horizontal ( diferensiasi sosial / kemajemukan ) tidaklah menggunakan dasar –dasar atau faktor – faktor yang tunggal atau terdiri sendiri tetapi bersifat kumulatif, sehingga sering terjadi interseksi ( persidangan ) dan konsolidasi ( tumpang – tindih ) keanggotaan masyarakat dalam berbagi kelompok sosial yang ada didalam masyarakat.


Untuk memahami persoalan ini secara jelas lebih dahulu perlu disampaikan pengertian interseksi, konsolidasi, dan kelompok sosial.


1. Interseksi

Interseksi ( intersection ) dalam Kamus Inggris – Indonesia yang disusun oleh Hasan Shadily, antara lain diartikan sebagai titik potong atau pertemuan ( of two lines ) dapat pula disebut persilangan. Sedangkan istilah section ( seksi ) menurut Kamus Sosiologi yang disusun oleh Soerjono Soekanto antara lain diartikan sebagai suatu golongan etnik dalam masyarakat yang masing – masing adalah seksi. Dari uraian ini maka dapat dirumuskan bahwa interseksi merupakan persilangan atau pertemuan titik potong keanggotaan dari dua suku bangsa atau lebih dalam kelompok – kelompok sosial didalam suatu masyarakat yang majemuk.


2. Konsolidasi

Konsolidasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, diartika sebagai perbuataan ( hal, dan sebagainya ) memperteguh atau memperkuat ( perhubungan, persatuan, dan sebagainya). Berdasarkan pengertian tersebut maka konsolidasi diartikan sebagai penguatan atau peneguhan keanggotaan anggota – anggota masyarakat dalam kelompok – kelompok sosial melaui tumpah – tindih keanggotaan.


3. Kelompok sosial

Kelompok sosial atau sosial group merupakan pengumpulan ( agregasi ) manusia yang teratur. Kelompok sosial atau sosial group adalah himpunan atau kesatuan – kesatuan manusia yang menyangkut hubungan timbal – balik yang saling mempengaruhi dan adanya kesadaran untuk saling menolong.


Kriteria yang sistematika tentang kelompok sosial ini dikemukakan oleh Soerjono Soekanto dalam bukunya Sosiologi Suatu Pengantar, yaitu sebagi berikut.

  1. Setiap anggota kelompok harus sadar bahwa ia merupakan bagian dari kelompok yang bersangkutan.
  2. Ada hubungan timbal – balik antara anggota yang satu dengan yang lain.
  3. Ada suatu factor yang dimiliki bersama sehingga hubungan antara mereka bertambah erat.

Factor yang sama ini dapat berupa nasib yang sama, tujuan yang sama, idelogi

yang sama, musuh bersama, atau merupakn kelompok etnik ( suku bangsa ).

a. Kelompok tersebut mempunyai struktur, kaidah, dan pola perilaku tertentu.

b. Memiliki suatu sistem dan proses tertenu.


Sumber : Buku Kresna / ( Penerbit Sinar Mandiri )


Sosiologi Politik 1 EB 05

Diferensiasi sosial

Diferensiasi sosial adalah perbedaaan penduduk / warga masyarakat dalam golongan atau kelompok secara horizontal ( tidak bertingkat ). Perwujudannya adalah penggolongan penduduk atas dasar perbedaan dalam hal yang tidak menunjukkan tingkatan ras, gender, etnis, dan agama.

Diferensiasi sosial menunjukkan adanya keanekaragaman dalam masyaraka. Suatu masyarakat yang terdiri atas berbagai unsur yang satu dengan yang lain. Menunjukkan perbedaan tidak bertingkat (horizontal) disebut masyarakat majemuk. Dengan kata lain masyarakat majemuk adalah suatu masyarakat yang ditandai dengan dianutnya system nilai oleh berbagai kesatuan sosial.

Konsepsi masyarakat majemuk dikemukakan pertama kali oleh J. S. Furnival, yaitu masyarakat yang terdiri atas dua atau lebih komunitas yang seacara cultural dan ekonomis terpisah - pisah serta memiliki struktur kelembagaan yang berbeda satu sama lain. Secara garis besar, masyarakat majemuk dikategorikan menjadi empat kelompok.

a. Masyarakat majemuk dengan kompetisi seimbang
Merupakan kelompok masyarakat yang mempunyai kekuatan kompetitif
seimbang, baik antara masyarakat yang satu dan kelompok yang lain.

b. Masyarakat majemuk dengan mayoritas dominan
Merupakan suatu kelompok etnis mayoritas yang mendominasi persaingan
politik maupun ekonomi,sehingga posisi – posisi kelompok lain menjadi kecil.

c. Masyarakat majemuk dengan minoritas dominan
Merupakan suatu kelompok etnis minoritas tertentu yang mempunyai
keunggulan kompetitif yang kuat, sehingga mendominasi kehidupan ekonomi
maupun kelompok masyarakat.

d. Masyarakat majemuk dengan fragmentaris
Merupakan masyarakat yang terdiri dari atas sejumlah besar kelompko etnis
yang mempunyai jumlah kecil, sehingga tidak ada satu kelompok pun yang
mempunyai jumlah kecil, sehingga tidak ada satu kelompok pun yang
mempunyai posisi politik maupun ekonomi yang dominant.

Ciri – Ciri Diferensiasi Sosial

a. Perbedaan ciri – ciri fisik
Diferensiasi ini terjadi karena perbedaan ciri – ciri fisik tertentu yang mendasari lahirnya pembagian ras, seperti bentuk kepala, bentuk badan, bentuk hidung, bentuk dan warna rambut, warna kulit, bentuk muka dan tulang rahang bawah, bentuk dan warna mata.

b. Perbedaan ciri – ciri sosial
Perbedaan ini berkaitan dengan status dan peranan warga masyarakat dalam kehidupan sehari – hari. Selain itu, ditentukan pula oleh perbedaan mata pencaharian, presite, dan kekuasaan.

c. Perbedaan ciri –ciri budaya
Perbedaan pada factor ini, berhubungan dengan adanya perbedaan pandangan hidup suatu masyarakat yang menyangkut pelaksanaan nilai, norma, system religi, system kekerabatan, bahasa yang dipakai, kesenian, etos kerja, teknologi, system kemasyarakatan, juga pakaian adat.

Terjadinya Diferensiasi Sosial

a. Ditentukan dari Tuhan Yang Maha Esa ( secara kodrati )
Misalnya : diferensiasi ras, suku bangsa, dan jenis kelamin.

b. Ditentukan oleh manusia sendiri untuk mencapai tujuan tertentu.
Misalnya : diferensiasi dalam hal pekerjaan.



Sumber : Buku Kresna / ( Penerbit Sinar Mandiri )

Sosiologi Politik

1 EB 05

SEMUA BISA TERJADI

Kita memang bukan lagi
Seperti kertas putih

Hitam – Putih perjalanan
Hidup Kita yang menentukkan

Bukan takdir bila hitam
Yang Kita pilih tapi
Kenikmatan dunia yang

Membuat kita buta

Mengapa kau mengalami
Hal yang sama????

Tapi Aku salut dengan Mu…

Dibalik sifatMu,
Kau masih berjiwa satria

Bukan Aku memujimu,
Tapi Kau mau mengakui
Kesalahan Mu

Nafas Ku terasa terhenti
Bila Aku ingat peristiwa itu….

Kau masih beruntung dari Ku
Cinta Mu masih bisa bersatu
Aku doakan yang terbaik untuk Mu


Maafkan Aku TUHAN


Aku tak bisa tinggal kan

Cinta Ku disetiap

SUJUDKU…….


Derai air mata disetiap SUJUDKU


Meski tak mampu tuk

Menyatukan Aku denganya


Aku tak Mau menjadi

Manusia yang penuh

KEMUNAFIKKAN………


Bila Aku masih Cinta………

Tapi akan Ku korbankan Cinta Ku

Demi Mu,,,,, IBU……….




Sosiologi Politik


1 EB 05

HIASAN

Tak ada lagi hiasan
disenyummanKu…

Tak ada lagi hiasan
dikeningKu………

Tak ada lagi hiasan
dirambutKu………

Tak ada lagi hiasan
dibukuKu………..

Tak ada lagi hiasan
dihari – hariKu….

Tak ada lagi hiasan dihidupKu……..

Yang hanya ada sebuah
hiasan segudang
pertanyaan – pertanyaan
dibenak dan dihatiku….


Sosiologi Politik

1 EB 05

AYAH MISS U

Ayah dengarkan Lah Aku

ingin bertemu walau

hanya dalam mimpi


Ingin Aku membelai

wajah mu…


Tapi tak bisa


Ingin Ku mendekap tubuh Mu

dan mencium Mu…..


Tapi itu tak Mungkin….


Ingin rasanya saat memakai jubah dan toga

diatas kepala Ku, Kau meneteskan air mata

karena bangga dengan Peri kecil Mu……


Ingin rasanya saat Aku

mengenakan kebaya putih


Kau ada menemani disamping Ku

saat terakhir Kau melepas

Peri Kecil Mu………..


Tapi ini semua hanya harapan


Maafkan Aku Ayah yang telah

melukai perasaan Mu


Yang tak bisa menjaga perasaan Ibu…..


Aku bukan Peri Kecil Mu

seperti 20 tahun yang lalu


Akan Ku tebus semua

KESALAHAN Ku


Tak akan Ku ikuti

inginKu


Tapi akan Ku raih ingin

Mu……..


Doa Ku akan selalu Ku

Kirim lewat pesan disetiap

SUJUDKU


Sosiologi Politik


1 EB 05